disetiap tetesan air mata
disaat rintihan tangis bergetar
kuingin memeluk erat dirinya
andai saja aku bukan pecundang
benar...
aku memang pecundang
yang tak mampu menyapa
kenapa!!!
kau suka...
tertawalah,
tertawalah sampai kau puas
aku rela kau hina
tapi, bolehkah aku bertanya...
memang salah jadi pecundang?
bunga tak selamanya indah kawan
tak apa kau sebut aku hina
tapi jika didalam jangan sampai kau hina diriku
aku tak mau dia tau
kini semuanya pergi
mungkin tinggal aku saja yang hanya berdiri sepi
tak terlelap dalam mimpi
menunggu disaat kupu-kupu berlari
Tidak ada komentar:
Posting Komentar